NAMA : ARIEN KURNIAWAN
NPM : 21210064
KELAS : 2EB20
PT Pertamina Hulu Energi mengungkapkan bahwa perusahaan sedang mengincar delapan blok minyak dan gas baru di luar negeri. Pertamina Hulu, saat ini mempunyai tujuh blok migas di luar negeri yang bermitra dengan perusahaan migas asing.
"Memang target kami ada delapan, di antaranya blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam," kata Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Salis Aprilian di Jakarta, Kamis 5 April 2012.
Ia menjelaskan, untuk blok migas SK-305 yang terletak di Malaysia, saat ini telah memproduksi minyak dan gas bumi. Blok migas SK-305 dimiliki oleh Pertamina Hulu, PVEP (Vietnam), dan Petronas Carigali, di mana Petronas menjadi operatornya.
"Produksi di Malaysia kebanyakan gas. Saat ini, kami sedang negosiasi untuk harga gas," ujarnya.
Sementara itu, untuk blok migas 10 dan 11,1 yang terletak di Vietnam, menurut Salis, dari sebelumnya berproduksi 6.000 barel per hari, kini turun menjadi 2.000 barel per hari. Produksi gas mencapai 200 mmscfd (juta standar metrik kaki kubik per hari).
Salis menambahkan, untuk blok BMG di Australia, baru memproduksi minyak 100 barel per hari. Hal ini membuat produksi blok BMG tidak ekonomis. Pertamina Hulu yang mempunyai 10 persen saham, sedang mengkaji untuk memindahkan sahamnya ke aset lain.
Sementara itu, untuk blok 17-3 dan 123-3 di Libya dan blok 3-WD di Irak, dia melanjutkan, masih terhenti karena pemerintah setempat belum memberikan izin. Saat ini, hanya ada kantor perwakilan Pertamina di Libya dan Irak. "Belum ada lampu hijau dari pemerintah sana, tapi kami telah informasikan ini daerah Pertamina," kata Salis.
Sama seperti Libya dan Irak, blok 13 di Sudan juga masih belum berjalan karena masih ada konflik. "Namun, kami sudah bisa akses, karena terletak di Sudan Utara," tuturnya.
"Memang target kami ada delapan, di antaranya blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam," kata Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Salis Aprilian di Jakarta, Kamis 5 April 2012.
Ia menjelaskan, untuk blok migas SK-305 yang terletak di Malaysia, saat ini telah memproduksi minyak dan gas bumi. Blok migas SK-305 dimiliki oleh Pertamina Hulu, PVEP (Vietnam), dan Petronas Carigali, di mana Petronas menjadi operatornya.
"Produksi di Malaysia kebanyakan gas. Saat ini, kami sedang negosiasi untuk harga gas," ujarnya.
Sementara itu, untuk blok migas 10 dan 11,1 yang terletak di Vietnam, menurut Salis, dari sebelumnya berproduksi 6.000 barel per hari, kini turun menjadi 2.000 barel per hari. Produksi gas mencapai 200 mmscfd (juta standar metrik kaki kubik per hari).
Salis menambahkan, untuk blok BMG di Australia, baru memproduksi minyak 100 barel per hari. Hal ini membuat produksi blok BMG tidak ekonomis. Pertamina Hulu yang mempunyai 10 persen saham, sedang mengkaji untuk memindahkan sahamnya ke aset lain.
Sementara itu, untuk blok 17-3 dan 123-3 di Libya dan blok 3-WD di Irak, dia melanjutkan, masih terhenti karena pemerintah setempat belum memberikan izin. Saat ini, hanya ada kantor perwakilan Pertamina di Libya dan Irak. "Belum ada lampu hijau dari pemerintah sana, tapi kami telah informasikan ini daerah Pertamina," kata Salis.
Sama seperti Libya dan Irak, blok 13 di Sudan juga masih belum berjalan karena masih ada konflik. "Namun, kami sudah bisa akses, karena terletak di Sudan Utara," tuturnya.